Kamar itu masih seperti
biasanya,rapi.dengan bantal bantal yang masih bertumpuk di atas ranjang putih
itu.yah kamar serba putih itu terlihat bersih dan rapi dengan hiasan lukisan
lukisan abstrak di dindingnya,serta satu photo ukuran 26R bergantung pada
dinding di sebelah kaca di pojok ruangan itu,memperlihatkan gambar seorang gadis
dengan rambut panjang yang tengah tertawa ria namun jari jari dengan kuku
berwarna merah itu menutupi hampir sebagian rambutnya yang acak acakan.yah,itu
photo dirinya,photo Nessa setengah tahun lalu,yang diambil saat ia pergi ke
bandung dan mengunjungi gudang Bara yang seorang pelukis.
Nessa memasuki
kamarnya,menutup pintu,kemudian mendesah sembari menyandarkan tumbuhnya di
balik pintu coklat muda itu,ia mendesah,mengusap wajahnya kemudian menyeret
badannya menuju ranjang dan merubuhkannya.Hari ini ia lelah,sangat lelah.Bukan
hanya badannya karna baru saja datang dari bandung,tapi hatinya pun lelah,lelah
dengan sikap,lelah dengan keadaan dan lelah dengan perasaan.Ia mengeluarkan
bungkusan merah putih yang bertulisakan Malboro dari tas hitamnya,mengambil
seputung rokok kemudian meletakannya di ujung bibir sembari tangannya merogoh
sakunya meraih zippo lalu menyulutnya,dan mengihasapnya,mengepulkan asapnya.
Bayangannya beralir pada
peristiwa pagi tadi dibandung,saat yang sama waktu ia menyulut rokoknya
disana,Bara melihatnya tanpa kata,sedang ia mengalihkan pikirannya pada batang
kecil yang ia bakar ujungnya tadi,Bara mengambil nafas panjang,”Ness,lo ngerti
kan ?” katanya dengan tatapan yang sama.Nessa menyelesaikan hisapannya,lalu
tersenyum,”Selalu Bar”,Katanya dengan senyum biasanya,Bara terlihat lega dengan
jawaban Nessa,yah itu adalah jawaban Nessa,seperti biasanya,setiap saat saat ia
bingung atas waktu yang harus ia jalani.”Gue sayang sama lo,lo tau kan Ness,”katanya
lagi,”Love you more”,jawab Nessa seraya bangkit dan meraih tas nya,pergi.Baru
lima menit yang lalu ia sampai di gudang Bara,ia sengaja berangkat pagi sekali
minggu ini,karna ia rasa ia ingin menghabiskan waktu yang cukup lama di
sini,namun yah,takdir hanya memberikannya waktu lima menit untuk itu.
Saat diluar,Nessa melihat
Taxi turun disana,seorang perempuan cantik dengan sweter pink keluar,dengan
celana pendek yang terlihat indah di kakinya yang cantik,rambut yang di gelung
seadanya kebelakang,sedikit acak acakan memang,namun terlihat begitu rapi dan anggun.”Hai
Ness,mau pergi ?” tanyanya ya,kemudian memeluk Nessa hangat sebentar,”Ia gue
mau ketempat si Rudi Del”,Delia nama gadis cantik itu,ia tersenyum,”Lo setiap ke
Bandung pasti tempat si Rudi yah tujuannya,”.Nessa tersenyum,sedikit getir,”Dimana
lagi tempat gue tertuju ?,gue pergi dulu yah,Bara udah nungguin tuh dari tadi”.setelah
memeluknya lagi ia pun pergi,Delia masuk,dan Nessa,tempat Rudi ? ah,tidak,ia
mencari Taxi dan,Jakarta,gue capek.
Ia menghisap lagi
rokoknya,membuka mata,dan mencoba melupakan kisah di Bandung tadi,mematikan
rokoknya,kemudian menutup matanya dengan bantal.Sebelum ia terlelap
Handphonenya bergetar.Bara,itu nama yang muncul di layar handphone sebagai
penelpon siang itu.
“Ia Bar ?”
“Lo dijakarta
Ness ?”
“Ia,”
hening…….
“Maafin gue yah Ness,gue pikir Delia jadi ke Bali minggu ini,”
“Gapapa Bar,it’s
fine,gue tau posisi gue kok,”
“Harusnya gue mutusin memang,bukan begini,gue salah sama kalian berdua”
“Bar,selama dua
tahun ini berlangsung ga ada masalah kan,it’s okey,gue tau lo gabisa ninggalin
dia,udah lo sana deh temenin Delia,gue capek mau tidur”.
“Okey,love you….”
“Love you more,”
Nessa menutup
handphonenya,membalikkan badannya,dan merasakan perlahan aliran sungai yang
mencair dari kedua matanya,
Aku lelah,namun
rasa ini lebih besar dari lelahku……
No comments:
Post a Comment